Kata ujian selalu menjadi kata menyeramkan bagi siswa apalagi jika ujian yang akan dihadapi adalah ujian yang mereka tidak senangi, seakan-akan ujian itu adalah aktivitas akhir yang harus diselesaikan untuk dapat dikatakan sebagai pelajar yang berhasil atau sebaliknya sebagai pelajar yang gagal.
Kali ini siswa kelas 6 SD Muhammadiyah I Malang juga seakan berada pada posisi yang sama yaitu khawatir jika nilai yang mereka dapatkan nanti tidak memuaskan atau bahkan sangat jelek, salah satu kekhawatiran tersebut terlihat saat mereka akan mengikuti ujian praktek SBdB.
Hal menarik dari ujian praktik SBdB tahun ini adalah ketika beberapa siswa yang mendatangi guru untuk bertanya tentang ujian praktik SBdP. pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan sangat jelas mengandung kekhawatiran tentang materi yang akan diujikan, mampukah mereka menyelesaikannya denga baik atau justru sebaliknya gagal untuk menyelesaikannnya. selain itu, beberapa pertanyaan lain yang semakin menunjukkan kekhatiran mereka menjadikan saya selaku guru harus mampu memberikan jawaban yang menyakinkan bahwa sebenarnya mereka pasti bisa, walaupun sebenarnya secara pribadi saya pun merasa khawatir, tapi jika kekhawatiran itu saya perlihatkan bukannya penyelasaian yang akan ditemukan melainkan tambahan beban yang menjadikan mereka semakin pesimis dalam mengikuti ujian.
Berikut sepenggal cerita dibalik ujian SBdB kelas 6 tahun ini .
“Bu, ujian praktik SBdP itu bagaimana?. Tolonglah bu kami khawatir tak bisa mengerjakannya.”
“Tenanglah sayang, jangan katakan TIDAK BISA tapi katakanlah SAYA PASTI BISA bukankah perkataan itu adalah doa, jadi jika bilang tidak bisa kan sama saja berdoa ya Allah semoga saya tidak bisa, gimana maunya berdoa tidak bisa atau berdoa agar bisa? tentu maunya bisa kan, jadi jangan bilang tidak bisa lagi ya sayang.”
“Bu, kami selalu ingat akan hal itu. Kami benar-benar ketakutan. Oke bu, kami akan berusaha. Maaf.”
“Bu boleh minta bocoran materi untuk ujian praktik nanti tidak? bagaimana penilaian dan bahannya?
Setelah kami baca sepintas, waduh ternyata susah bu, sebagian kami susah menghafalkanya dan juga kami masih bingung kira-kira bahan membuat patungnya dari bahan apa? mengingat kami tak pernah melakukannya selain dari bahan plastisin. Bantu kami ya bu. Maksud kami tugasnya jangan sulit-sulit bu?”
“Tenanglah sayang, jangan berkata WADUH. Sudahlah, Insya Allah ibu dapat membimbing kalian untuk mempersiapkan ujian praktik itu. pertama pelajari dulu dan fahami dulu materinya dengan baik, jika masih bingung juga jangan takut bertanya setelah itu jangan lupa tersenyum.”
Mendengar nasehat santai itu sebagian mereka langsung tersenyum, ada yang menarik nafas panjang menandakan perasaan lega. semoga saja ujian ini menjadikan mereka tetap tersenyum puas dengan hasil maksimal, dalam hati saya bergumam terima kasih ya Allah, mereka bisa tersenyum dengan lega semoga senyuman mereka sedikit banyaknya dapat mengurangi beban pikiran mereka karena bagaimanapun juga tidak dipungkiri bahwa tidak mudah mempersiapkan mereka untuk lulus ujian praktik dengan nilai bagus, mengingat ujian praktik yang mereka hadapi adalah praktik yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.
Ya Allah ampunilah rekan-rekan guru yang terlupa untuk melaksanakan pembelajaran praktik, sehingga ujian praktik membuat para siswa khawatir bahkan ketakutan. … Insya Allah tulisan ini dibaca oleh rekan-rekan guru dan segera membantu siswanya agar siap ujian, khususnya ujian praktik tak menambah beban psikologisnya. Disini saya harus membantu hingga mereka siap menghadapi ujian. Untuk itu Saya harus membawa nalar mereka untuk melakukan ujian praktik SBdP dan Alhamdulillah semua berjalan sesuai harapan (to siswa kls 6A SD MUTU KAWI)
By : Agustina, S.Pd, M.Pd (Guru kelas 6A)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar