Guru ditengah Permasalahan Sosial Anak di Sekolah.
Sebagai guru kelas yang menemani kegiatan anak-anak di kelas selama jam pelajaran, membuat kami (para guru kelas) mengamati dan berperan langsung dalam setiap tingkah laku peserta didik di dalam kelas. Sekolah yang menjadi salah satu tempat paling berpengaruh dalam perkembangan sosial peserta didik menjadi ajang bagi mereka untuk menunjukkan diri pada orang-orang di sekitarnya. Tidak dapat dihindari, berbagai masalah terjadi di dalam kelas, mulai dari masalah ringan (terjadi dalam kurun waktu singkat) sampai yang kompleks (berlarut-larut).
Anak-anak memiliki berbagai macam komposisi sifat yang berbeda-beda, ditambah dengan segala macam pikiran mereka yang tidak bisa ditebak oleh orang dewasa. Salah satu masalah yang sering terjadi antar siswa dan beberapa siswa lainnya adalah saling membenci dan merasa di benci.
Dalam satu tempat bermain dan tempat sosial yang diisi oleh banyak orang, tentu saja ada satu saat kita merasa tidak cocok dengan salah satu orang. Satu saat, artinya tidak selalu. Sama seperti di dunia sosial anak, ada satu saat dimana anak A merasa tingkah anak B membuatnya tidak suka (meski pada kenyataannya berawal dari masalah sederhana, rasa iri karena nilai bagus, rasa kecewa karena tingkah yang menyebalkan, dll). Hal ini berlanjut dengan anak A yang membicarakan apa yang dia rasakan pada anak B ke teman-temannya yang lain (kita sebut ini adalah curhat), sementara anak B tahu dengan hal itu dan merasa bahwa anak A dan teman-temannya membencinya. Dan pada akhirnya kejadian ini menjadi berlarut-larut karena tidak ada komunikasi yang baik antara anak A dan B. Kejadian ini sering terulang dengan anak-anak yang berbeda. Durasi antar anak-anak yang saling membenci (tidak bermain bersama) itu bisa sampai 1-5 hari.
Sebagai guru kelas, kami harus pintar-pintar memahami situasi ini dan menjadi penengah dengan memberikan pengertian-pengertian tentang pentingnya berprasangka baik dan saling memaafkan dengan bahasa mereka. Menjadi jembatan komunikasi anak-anak, kami harus selalu siap mengadakan sidang (mengecek masalah dari anak-anak yang bermasalah dari sudut pandang masing-masing anak) dan memberikan umpan balik berupa nasehat dan koreksi.
Dalam hal ini, kita perlu menekankan pentingnya berprasangka baik. Mulai dari yang sederhana, kami memberi pengertian bahwa mereka semua tidak bisa menghindari rasa tidak cocok satu sama lain. Artinya, mereka semua pasti ada saatnya tidak suka dengan tingkah atau perkataan temannya, tapi yang perlu diingatkan pada anak-anak adalah hal itu bukan berarti akan menjadi rasa benci yang selamanya.
Kedua sebagai penengah dan jembatan bagi anak-anak yang sedang bermasalah, kita perlu membuat anak-anak tersebut saling menyampaikan apa yang dirasakannya. Hal ini tentu karena akar dari masalah sederhana itu adalah saling bercerita ke teman lain yang tidak bersangkutan. Disinilah peran guru kelas yang tidak boleh dilewatkan. Kami harus bergerak cepat memahami anak-anak dan mengajak mereka berbicara.
Ketiga, kita perlu mengkaitkan ajaran agama sebagai penutup, yaitu pentingnya saling memaafkan. Tentu banyak sekali hal-hal agama yang bisa mengetuk hati anak-anak dalam mengatasi masalah, dan dengan menghubungkan hal agama itu langsung dengan masalah yang mereka hadapi semakin membuat mereka paham bahwa ajaran agama adalah pegangan mereka dalam berbagai hal.
Terakhir, sebagai orang dewasa (tidak hanya guru) kita perlu memahami situasi permasalahan sosial anak dan menjadi penengah yang baik tanpa mengatakan dan menghakimi salah satu dari mereka bersalah. Pintar-pintarlah menjadi penengah yang memberikan pengertian cara bersosialiasi yang baik.
By. Ayi Y Meryana
sdmutukawi.blogspot.com/search/label/kelas
Minggu, 05 Mei 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Info Terbaru
Update
“MORE ADVANCE” SD MUTU KAWI SUKSES DIGELAR
MILAD – Hampir setiap manusia merayakan hari jadinya dengan suka cita, tak terkecuali dengan sebuah instansi pendidikan, yang mana mereka ...
-
Acara perpisahan lembaga sekolah adalah rutinitas tahunan yang hampir bisa dipastikan dilakukan oleh semua sekolah, mulai dari tingkatan TK ...
-
Usaha Tak Mengkhianati Hasil Prestasi demi prestasi seakan tidak mau lepas dari sosok Audina Triafsyani siswi yang baru saja naik ke kelas...
-
Literasi menjadi salah satu budaya penting di sekolah sebagai sarana perkembangan wawasan dan kreatifitas peserta didik. Sekolah Dasar Muham...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar